Jumat, 04 Juli 2014

ANAK SEBAGAI KORBAN KDRT

Saya pernah mengalami apa yang namanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga, memang hal itu terjadi sudah sekian lama dalam hidup saya, sebelum munculnya Undang-Undang Perlindungan Anak, memang tidak sesadis pada era sekarang ini, namun yang namanya kekerasan terhadap anak pasti akan teringat dengan baik di memori sang anak, baik itu kekerasan fisik maupun tekanan batin. Kenakalan seorang anak tidak boleh hanya di balas dengan suatu kekerasan namun dengan kelembutan, tidak hanya Bapak atau Ayah atau laki-laki yang bisa melakukan namanya Kekerasan, wanita atau ibu pun bisa cenderung melakukan hal tersebut. Itu semua tergantung dari pemikiran dan pengetahuan orang itu sendiri. Banyak yang menyimpulkan kekerasan dalam rumah tangga terjadi akibat kekurangan materi atau finansial, itu merupakan sedikit dari faktor penyebabnya bukan menjadi penyebab yang utama. Menurut saya penyebab utama adalah hati nurani dan kurangannya pengetahuan tentang hal parenting atau cara mendidik anak yang keliru cenderung keras, dan menuntut segala hal yang diinginkan orang tua dari anaknya. Memaksakan kehendak kepada seorang anak itu bisa mengakibatkan kita bertindak keras jika sang anak tidak dapat memenuhi keinginan kita.

Dulu tidak seperti sekarang yang banyak aktivis perlindungan anak dan wanita, UU yang mengatur setiap perbuatan kejahatan dan kekerasan terhadap anak sendiri. Dulu dimana ada anak yang mengalami hal itu hanya bisa terdiam tanpa ada pembelaan dari lembaga atau siapapun.

Setiap orang tua hendaknya mampu berpikir jernih jangan jadikan anak sebagai pelampiasan kekesalan kita disaat kita sedang penat atau terlilit banyak masalah baik finansial maupun lainnya.

Saya berusaha untuk bersikap baik terhadap anak jangan jadikan anak boneka kita yang bisa kita atur dan kita marahi jika mereka tidak sejalan dengan kita Insya Allah anak akan merasa senang tenang dan nyaman bersama orang tuanya. keterbukaan itu penting, dan satu hal yang penting lagi jangan membuat anak kita takut terhadap kita, biarkan mereka terbuka ajarkan kedemokrasian terhadap anak.

0 komentar:

Posting Komentar

 

DITA ARSWENDA Template by Ipietoon Cute Blog Design