Ada orang, agaknya dengan sedikit bangga berkata bahwa “Memang aku mudah marah, tapi aku segera melupakannya.”
Mereka dianugerahi kemampuan untuk menyembuhkan sendiri luka hatinya.
Tak heran, meski amarahnya meledak-ledak tak terkendali, hanya dalam
hitungan detik mereka sudah berbaikan lagi; bersendau gurau seolah tak
terjadi sesuatu apa. Betapa sebuah anugerah yang tak ternilai.
Seorang bijak pernah berujar, “Bukankah
demikian pula ketika bom atom dijatuhkan? Diperlukan beberapa menit saja
untuk lari dari area peledakan. Namun, lihatlah kerusakan yang terjadi.
Rasanya seabad tak cukup untuk menyembuhkan kerusakan yang terjadi.”
Amarah menimbulkan dua luka; di hati si empunya dan lebih dalam lagi di hati si korban.
Mungkin mudah mengobati luka hati sendiri.
Tetapi…., apakah anda menjamin kesembuhan luka orang lain?
“Anugerah” yang lebih bercahaya adalah bila anda mampu membantu menyembuhkan luka hati orang lain.
JAGALAH MULUT ANDA KARENA ITU “SUMBER” DARI SEGALANYA…
Senin, 14 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar